Polusi plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak, karena produksi produk plastik sekali pakai yang meningkat pesat telah melampaui kemampuan dunia untuk mengatasinya. Setiap tahun sekitar 348 juta ton barang plastik diproduksi, dan 60% – 80% sampah plastik ditemukan di laut dan pantai setiap tahunnya. Polusi plastik dapat mengubah habitat dan proses alami, mengurangi kemampuan ekosistem untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, yang secara langsung memengaruhi mata pencaharian jutaan orang, kemampuan produksi pangan, dan kesejahteraan sosial.

Untuk menghentikan polusi plastik, kuncinya adalah menemukan alternatif yang sesuai. Selama ini, mulai dari sedotan minum sekali pakai berukuran kecil hingga pipa pembuangan berukuran besar, produk bambu telah menjadi alternatif ramah lingkungan untuk produk plastik di berbagai bidang seperti pengemasan, konstruksi, transportasi, dan industri kimia.
Bambu adalah tanaman yang sepenuhnya ramah lingkungan. Bambu adalah tanaman yang tumbuh lebih cepat dibandingkan tanaman lain dan tidak memerlukan banyak pestisida dan herbisida saat menanamnya. Dan yang terpenting, bambu adalah bahan yang sepenuhnya dapat terurai secara hayati dan dapat dijadikan kompos sehingga tidak akan merusak alam.
Ada beberapa produk bambu yang dapat dengan mudah menggantikan produk plastik dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sikat gigi bambu
99% dari semua sikat gigi di dunia terbuat dari plastik. Dan setiap tahun, kita membuang lebih dari 3 miliar sikat gigi plastik yang tidak pernah didaur ulang. Sikat gigi ini berakhir di tempat pembuangan sampah atau lautan, mencemari bumi dan menimbulkan risiko bagi kehidupan laut. Untungnya, ada alternatif yang ramah lingkungan -- sikat gigi bambu.
Beralih ke sikat gigi bambu adalah cara mudah untuk mengurangi penggunaan plastik di rumah. Terbuat dari kayu bambu alami, gagang sikat gigi ini 100% dapat terurai secara hayati. Sikat gigi ini dapat dibuang dengan aman dengan cara mengembalikannya ke tanah sebagai kompos atau tempat pembuangan akhir.

Peralatan dapur bambu
Fakta yang diakui secara umum adalah bahwa peralatan makan plastik tidaklah aman. Bahan plastik cenderung menghasilkan bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia saat dipanaskan. Peralatan makan bambu merupakan alternatif yang bagus untuk plastik. Peralatan makan bambu tidak beracun, ramah lingkungan, organik, dan lebih sehat bagi manusia. Peralatan makan bambu juga lebih tahan lama dan lebih kuat daripada peralatan makan plastik. Peralatan makan plastik mudah pecah dan menjadi sampah. Sementara itu, bambu kuat dan mampu menahan tekanan dari orang dewasa dan anak-anak.

Piala Bambu
Semua plastik di pasaran saat ini diproduksi menggunakan BPA, bahan kimia industri, yang akan meresap ke dalam cairan atau air saat Anda minum minuman panas. Gelas bambu adalah gelas yang tidak beracun, ramah lingkungan, dan telah disetujui FDA yang terbuat dari serat bambu alami. Gelas ini merupakan pilihan yang tepat jika Anda mencari gelas minum yang ringan dan ramah lingkungan. Gelas ini juga tahan lama dan dapat digunakan untuk menyajikan minuman panas maupun dingin. Selain itu, gelas ini tidak akan pecah seperti gelas keramik atau gelas kaca saat dilempar atau dijatuhkan ke permukaan yang keras, sehingga aman untuk digunakan anak-anak.

Bambu itu serba guna, selain untuk kebutuhan sehari-hari, bambu juga banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti furnitur bambu, dek dan lantai bambu, dll. Saat ini, banyak negara sudah mulai memberlakukan undang-undang untuk mengekang penggunaan plastik sekali pakai, dan meluncurkan inisiatif "bamboo sebagai pengganti plastik".
Menggunakan produk bambu untuk menggantikan plastik adalah cara yang bagus untuk mengurangi sampah plastik Anda. Mungkin ini terlihat seperti pengurangan kecil, tetapi tetap saja merupakan pengurangan. Jika dilakukan secara kolektif, kita dapat mengurangi sampah plastik yang terus bertambah di planet kita. Dengan setiap barang yang Anda tukar dengan alternatif yang ramah lingkungan, Anda memberi bumi bantuan yang besar. Masa depan membutuhkan bambu, wujudkanlah.




